⛄ Alasan Munculnya Gambar Kaligrafi Di Indonesia Adalah
A kebijakan politik etis yang memunculkan kelompok cendikiawan di Indonesia. B. perjuangan membangkitkan nasionalisme yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi di India. C. kemenangan Jepang atas Uni Soviet pada tahun 1905 di Manchuria. D. munculnya paham-paham baru di Eropa yang kemudian berkembang di Indonesia.
Menurutkamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan konsep adalah rancangan, ide, atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan. Arsitektur; Peta Seni batik; Fotografi; Sinematografi; Di Indonesia, jangka waktu perlindungan hak cipta
Sejarahmasuknya Islam ke Indonesia – Indonesia merupakan Negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia, karena hampir 87 persen penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Hal ini dikarenakan penyebaran agama Islam di nusantara yang cukup aktif adalah dari pulau Sumatera hingga ke Sulawesi dan Maluku.
Thepurpose of this paper will explain how Pekalongan City is known as “batik city” and batik as local genius or cultural identity in Pekalongan.Batik in Pekalongan City is not only as economic and cultural asset, but also is as a way of life.Batik society in Pekalongan has sense of belonging and sense of pride towards batik as a beautiful work of art.
WartawanKoran SINDO. Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menilai, tinggi rendahnya tingkat korupsi di Indonesia tidak berhubungan dengan agama maupun tingkat religiusitas para pemeluknya. Meski demikian, menurut dia, agama dapat memainkan peran penting dalam pemberantasan korupsi termasuk pada aspek pencegahan korupsi .
Berbagaiprediksi, ramalan, dan survey mengenai siapa yang akan menjadi atau terpilih sebagai presiden RI pada pemilu 2014 turut meramaikan suasana pesta demokrasi di Indonesia tahun 2014. Deretan nama calon presiden yang diusung oleh partai peserta pemilu membuat banyak kemungkinan siapa sebenarnya yang berhak menjadi presiden RI periode
Media Inggris Bongkar Sepak Terjang BuzzeRp di Indonesia, Peneliti LIPI: Ini 3 Alasan Munculnya Buzzer, Media Inggris Bongkar Sepak Terjang BuzzeRp di Indonesia, Peneliti LIPI: Ini 3 Alasan Munculnya Buzzer Masuk. Selamat Datang! Masuk ke akun Anda. nama pengguna. kata sandi Anda. Forgot your password? Get help
Kumpulancontoh pidato persuasif singkat berikut ini berusaha memberikan beberapa teks pidato untuk semua orang, terutama siswa sehingga dapat berlatih menyampaikan pidato di depan kelas/khalayak ramai. Untuk itu, semoga contoh pidato ini bermanfaat bagi peningkatan kemampuan berbicara oleh para siswa/pembaca sekalian.
Pangeran Antasari lahir pada tahun 1797 atau 1809 di Kayutanghi, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dan meninggal pada 11 Oktober 1862, dalam usia 53 tahun di Bayan Begok, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.. Dia adalah pahlawan nasional Indonesia yang juga seorang pangeran. Ia prihatin melihat Sultan Banjar yang
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Jika menyebut seni kaligrafi belum tentu bertuliskan Arab atau bertuliskan ayat suci al-Quran. Banyak tulisan lain seperti Jepang, Cina, dan Yunani, yang juga memiliki seni visual bahasa kaligrafi bermakna seni tulisan indah, yang berasal dari bahasa Yunani allos yakni indah dan graphein. Kaligrafi Arab khat arab atau yang sering dikenal dengan kaligrafi Islam hanyalah salah satunya, dan Muslimin Indonesia terbiasa menyebut kaligrafi pada huruf Arab yang tertuang dalam ayat suci Al-qur’an. Bagi bangsa Arab, tulisan pun sebetulnya bukanlah hal yang utama. Bangsa Arab pada masa lalu lebih bangga dengan lisan yang pandai bersyair ketimbang menulis indah. Kebudayaan menulis sangat minim dilakukan. Jikalau ada syair yang amat cantik, itu pun hanya ditulis jika akan digantungkan pada Ka’bah. Pun ketika Islam datang. Alquran hanyalah disimpan dalam memori para sahabat. Kitabullah baru ditulis setelah banyak hafiz yang wafat di medan pertempuran. Maka, barulah dimulai penulisan Al-Qur’an pada masa khalifah Abu Bakar Ash Shidiq dan disusun rapi pada masa khalifah Utsman bin heran jika pada generasi awal Islam, kaligrafi bukan sesuatu yang diperhatikan. Meski aksara Arab diperkirakan telah muncul seabad sebelum Islam datang, kaligrafi baru muncul pada abad kedua dan ketiga Hijriyah. Meski perkembangannya lamban, kaligrafi pun mulai mendapat tempat di hati masyarakat Muslim. "Workshop Kaligrafi Arab di STIBA Araayah Sukabumi"/dokpri Akhir-akhir ini Kaligrafi Arab di Indonesia semakin banyak peminatnya . Terbukti dengan banyaknya sanggar - sanggar Kaligrafi, bahkan ada Pondok yang mendirikan Khusus untuk mengembangkan seni Islam ini, seperti Lemka Sukabumi, Sakal Jombang, PSKQ Kudus ,dan masih banyak yang lainnya. Ditambah banyaknya event atau lomba - lomba kaligrafi di berbagai acara .Dan salah satu lomba Kaligrafi yang paling bergengsi di Indonesia yaitu Cabang Kaligrafi dalam Acara MTQ yang di usung oleh ustad Dr Didin Sirojuddin AR yang dimana Kaligrafi merupakan salah satu cabang dalam MTQ yang paling di lirik oleh hari pegiat Kaligrafi Arab semakin berkembang, bukan hanya kuantitasnya saja tapi kualitas para kaligrafer Indonesia yang semakin hari semakin mengungguli para kaligrafer timur tengah. Terbukti dari banyaknya para kaligrafer Indonesia yang mengikuti kompetisi Kaligrafi Arab tingkat ASEAN bahkan Internaisonal, dan tidak jarang mendapatkan juara. Selain banyak diminati dan sudah menjadi seni yang luar biasa keindahannya di Indonesia, banyak manfaat yang tertuang khusus saat mempelajari Kaligrafi Arab, diantaranya1. Menjaga al-Qur’an dan sunahKaligrafer orang yang menulis kaligrafi termasuk ke dalam orang yang berperan dalam menjaga al-Qur’an dan sunah selain para hafidzhoh, karena mereka membuat al-Qur’an dan sunah menjadi tertulis dan tulisan itu dapat tersebar dan tersampaikan kepada banyak orang, dengan begitu al-Qur’an dan sunah tidak punah. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Kaligrafi adalah suatu ilmu dan seni menulis huruf Arab dengan indah, merangkai susunan huruf-huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun, dimana rangkaian huruf-huruf itu dibuat dengan proporsi yang sesuai, baik jarak maupun ketepatan sapuan huruf, yang isinya mengenai ayat-ayat Al-Quran atau Kaligrafi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kaligraphia atau Kaligraphos. Kata kaligrafi berasal dari Kallos yang berarti indah dan grapho yang artinya tulisan. Sehingga kata kaligrafi mempunyai dua unsur, yaitu tulisan aksara dan keindahan nilai estetis. Dalam bahasa Arab, kaligrafi disebut Khatt, yaitu dasar garis, coretan tangan, atau tulisan pena. Dengan demikian, Khatt atau kaligrafi adalah tulisan indah yang memiliki nilai estetis Hiyani, 2007.Kaligrafi merupakan suatu geometri spiritual yang dapat diekspresikan dengan perangkat fisik. Kaligrafi melahirkan suatu ilmu tersendiri tentang tata cara menulis, yang meneliti tentang tanda-tanda bahasa yang bisa dikomunikasikan, yang diperoleh secara proporsional dan harmonis, yang dapat dilihat secara kasat mata dan diakui sebagai susunan yang dihasilkan lewat kerja definisi dan pengertian kaligrafi dari beberapa sumber buku Menurut Al Qoshid 2000, kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun. Menurut Sirojuddin 2006, kaligrafi adalah seni menulis huruf Arab dengan indah yang isinya mengenai ayat-ayat Al-Quran atau Rahman 2006, kaligrafi adalah rangkaian huruf-huruf hijaiyah yang memuat ayat-ayat Al-Quran maupun Al-Hadist ataupun kalimat hikmah dimana rangkaian huruf-huruf itu dibuat dengan proporsi yang sesuai, baik jarak maupun ketepatan sapuan Kaligrafi Menurut Sirojuddin 2006, kaligrafi arab terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu1. Tsulust Tulisan Tsulust merupakan tulisan yang sangat tua yang populer pada dekade awal periode Dinasti Abbasiyah, pada akhir abad kedelapan Masehi. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Bentuk dan lekukan hurufnya jelas dan gagah. Keindahannya terletak pada penataan hurufnya yang serasi dan sejajar dengan disertai harakat dan hiasan-hiasan huruf, sehingga jenis ini mempunyai nilai keindahan yang tinggi dibandingkan dengan jenis khat Naskhi Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan aliran ini disebabkan karena adanya iringan harakat atau syakal walaupun pembentukannya sederhana. Atas dasar itulah, Naskhi sering dipakai untuk menyalin terjemahan dari naskah-naskah Yunani, India, Persia dan lain-lain pada zaman keemasan Islam. Selain dipakai untuk menyalin naskah Arab, aliran ini juga bisa dipakai dalam seni dekorasi ataupun lukisan Arab meskipun kurang cocok dengan Kufi Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 kufi mempunyai ciri istimewa dan berbeda dengan khatkhat lain. Khat kufi mudah dikenal, sifatnya yang bersudut-sudut atau bersegi, mempunyai ukuran yang seimbang dan spesifik khat ini nampak lebih kokoh dan ringkas. Sapuan garis vertikalnya pendek manakala sapuan garis horizontal memanjang dalam ukuran yang sama lebar. Maka ini akan menyebabkan tulisan khat kufi kelihatan berbentuk segi empat panjang. Hal yang penting dalam menulis khat ini ialah menekankan bahwa khat kufi dari jenis tulisan yang Riq’ah Kaligrafi gaya Riq’ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Riq’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat. Khat ini digunakan sebagai tulisan harian di sekolah, kantor untuk berbagai kebutuhan, urusan bisnis dan rumah Ijazah Raihani Tulisan ini diciptakan pertama kali oleh Ibnu Al-Bawwab sebagai pecahan yang dikembangkan dari asalnya yaitu Naskhi, Tsuluts, dan Muhaqqaq. Perbedaan khat Raihani dengan Tsulutsi terletak pada pukulan garis yang lurus dan tajam mulus. Adapun corak yang membedakan dengan Muhaqqaq adalah bentuk poros/pusat lekukan yang tak pernah tersumbat. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk murakkab.6. Diwani Gaya kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu meninggi atau menurun, jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul Diwani Jali Gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda Farisi Kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam takaran yang tepat. Gaya Farisi memiliki kecenderungan kemiringan huruf ke kanan yang tidak terjadi pada khat jenis lainnya dan ditulis tanpa harakat ataupun hiasan. Khat ini sampai sekarang masih tetap dipakai oleh orang-orang Iran, Pakistan, baik formal maupun Seni Kaligrafi Penulisan huruf Arab awal mula berkembang pada masa Ummayyah 661-750 M, khususnya pada masa Abdul Malik ibn Marwan 685-705 M. Abdul Malik mengumumkan tulisan Arab sebagai tulisan resmi Negara. Semua dokumen penting ditulis dalam huruf Arab. Dua tulisan baru Arab muncul pada masa ini, yaitu Thumar dan Jalil yang diiptakan oleh kaligrafi ternama Qutbah al-Mihr. Thumar kemudian dijadikan tulisan resmi UmmayyahMenurut Huda 2003, perkembangan seni kaligrafi di Arab terbagi menjadi beberapa periode, yaituPada awalnya muncul gaya kufi yang belum ada tanda bacanya I'jam. Kemudian pada abad ke-7 H timbul pemikiran mengenai tanda baca tulisan abjad Al-Quran yang dipelopori oleh seorang ahli bahasa, Abdul Aswad ad-Du'ali yang kemudian usahanya dikembangkan oleh muridnya sehingga mencapai tahap kesempurnaan. Pada paro abad ke-8 gaya kufi mencapai keelokan bentuknya sehingga bertahan lebih dari tiga ratus tahun. Sampai abad ke-11H gaya kufi telah memperoleh lebih banyak tambahan seni kedua di mulai dari akhir pemerintahan bani Ummayah hingga pertengahan kekuasaan bani Abbasiyah di Baghdad yaitu pada khalifah al-Makmum. Pada masa ini muncul modifikasi dan pembentukan gaya-gaya lain selain kufi, sehingga dalam tahap perindahan dan pertumbuhan pada periode ini ditemukan enam rumus pokok Al-Aqalam Assittah yaitu, Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riq'iy, dan Tauqi'. Selain itu, tercatat sekitar 24 gaya yang muncul dan berkembang pada periode ini, bahkan ada yang mencatat bahwa kaligrafi Arab sampai mencapai 36 penyempurnaan dan perumusan kaidah penulisan huruf oleh Abu Ali Muhammad ibn Muqlah dan saudaranya Abu Abdullah Hasan ibn Muqlah dengan periode Al-Khath Al-Mansub ukuran standar bentuk kaligrafi Ibn Muqlah sengat berjasa dalam membangun gaya Naskhi dan Tsuluts. Di samping itu, ia juga memodifikasi sekitar 14 gaya kaligrafi serta menentukan 12 kaidah untuk pegangan seluruh dari pengembangan dari rumusan Ibnu Muqlah oleh Ibnu al-Bawwab, yang nama aslinya Abu Hasan Ali ibn Hilal, berhasil menemukan gaya lebih gemulai Al Mansub Al Faiq, pertautan yang indah. Gaya kesukaan ialah khat Naskhi dan khat Muhaqqaq. Abu Hasan juga menambahkan zukhrufah corak hiasan pada 13 gaya kaligrafi yang menjadi eksperimennya. Periode pengolahan khat dan pemikiran tentang metode hiasan baru dengan penyesuaian pena bambu, yaitu dengan pemotongan miring, oleh sang Qiblatul Kuttab, Jamaluddin Yaqut al-Musta'shimi. Beliau juga mengolah gaya Al-Qalam as-Sittah yang masyhur pada periode kedua dengan sentuhan kehalusan penuh estetik serta mengembalikan hukum-hukum atau kaidah Ibnu Muqlah dan Ibnu al-Bawwa pada dasar geometris dan titik rhombic yang elok dan popular, Yaqut telah berhasil mengembangkan gaya baru tulisan Tsuluts, yang kemudian masyhur dengan gaya Yaquti. Di masa inilah para kaligrafer dengan penuh antusias mampu menghasilkan ciptaan gaya baru, bahkan hingga ratusan gaya. Periode munculnya gaya baru pada masa dinasti Memeluk di Mesir 1252-1517 M dan dinasti Safawi di Persia 1502-1736 M, yaitu gaya ta'liq farisi yang disempurnakan oleh kaligraf Abdul kaligrafi Arab terus berkembang ke berbagai pelosok negeri seperti Mesir pada masa Dinasti Mameluk 1205-1736 M muncul Taj Salmani yang menemukan gaya Farisi yang disempurnakan sebagai gaya Ta'iq oleh Abdul Hayy. Pada masa ini muncul juga Nastaliq yang ditemukan oleh Mir Ali Sulthan at-Tabrizi dengan gaya Syikashth yang ditemukan oleh Darwys Abd. Al-Majid Turki juga berkembang pada masa Dinasti Ustmani 1281-1924 dengan munculnya Syeikh Hamdullah al-Amasy yang menyempurnakan rumus-rumus dan gaya tulisan yang sudah ada, dan Ibrahim Munif menyempurnakan gaya Diwani. Sedangkan Hafizh Ustman 1624-1698 M disamping menyempurnakan gaya Naskhi dan Tsuluts juga menemukan gaya Diwani Jali. Kemudian pada abad selanjutnya, diteruskan oleh PustakaSirojuddin, 2006. Seni Kaligrafi Islam. Bandung Remaja A. 2006. Metode Belajar Bahasa Arab. Surabaya N. 2003. Melukis Ayat Tuhan Pengantar Praktis Berkaligrafi Arab. Yogyakarta Gama Media Offset.
Di Indonesia, kaligrafi merupakan bentuk seni budaya Islam yang pertama kali ditemukan, bahkan ia menandai masuknya Islam di Indonesia. Ungkapan rasa ini bukan tanpa alasan karena berdasarkan hasil penelitian tentang data arkeologi kaligrafi Islam yang dilakukan oleh Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary, kaligrafi gaya Kufi telah berkembang pada abad ke-11, datanya ditemukan pada batu nisan makam Fatimah binti Maimun di Gresik wafat 495 H/1082 M dan beberapa makam lainnya dari abad-abad ke-15. Bahkan diakui pula sejak kedatangannya ke Asia Tenggara dan Nusantara, disamping dipakai untuk penulisan batu nisan pada makam-makam, huruf Arab tersebut baca kaligrafi memang juga banyak dipakai untuk tulisan-tulisan materi pelajaran, catatan pribadi, undang-undang, naskah perjanjian resmi dalam bahasa setempat, dalam mata uang logam, stempel, kepala surat, dan sebagainya. Huruf Arab yang dipakai dalam bahasa setempat tersebut diistilahkan dengan huruf Arab Melayu, Arab Jawa atau Arab Pegon. Pada abad XVIII-XX, kaligrafi beralih menjadi kegiatan kreasi seniman Indonesia yang diwujudkan dalam aneka media seperti kayu, kertas, logam, kaca, dan media lain. Termasuk juga untuk penulisan mushaf-mushaf al-quran tua dengan bahan kertas deluang dan kertas murni yang diimpor. Kebiasaan menulis al-Qur’an telah banyak dirintis oleh banyak ulama besar di pesantren-pesantren semenjak akhir abad XVI, meskipun tidak semua ulama atau santri yang piawai menulis kalgrafi dengan indah dan benar. Amat sulit mencari seorang khattat yang ditokohkan di penghujung abad XIX atau awal abad XX, karena tidak ada guru kaligrafi yang mumpuni dan tersedianya buku-buku pelajaran yang memuat kaidah penulisan kaligrafi. Buku pelajaran tentang kaligrafi pertama kali baru keluar sekitar tahun 1961 karangan Muhammad Abdur Razaq Muhili berjudul Tulisan Indah’ serta karangan Drs. Abdul Karim Husein berjudul Khat, Seni Kaligrafi Tuntunan Menulis Halus Huruf Arab’ tahun 1971. Pelopor angkatan pesantren baru menunjukkan sosoknya lebih nyata dalam kitab-kiab atau buku-buku agama hasil goresan tangan mereka yang banyak di tanah air. Para tokoh tersebut antara lain; Abdur Razaq Muhili, H. Darami Yunus, H. Salim Bakary, Salim Fachry dan Rofi’I Karim. Angkatan yang menyusul kemudian sampai angkatan generasi paling muda dapat disebutkan antara lain Muhammad Sadzali murid Abdur Razaq, K. Mahfudz dari Ponorogo, Faih Rahmatullah, Rahmat Ali, Faiz Abdur Razaq dan Muhammad Wasi’ Abdur Razaq, H. Yahya dan Rahmat Arifin dari Malang, D. Sirojuddin dari Kuningan, M. Nur Aufa Shiddiq dari Kudus, Misbahul Munir dari Surabaya, Chumaidi Ilyas dari Bantul dan lainnya. D. Sirajuddin AR selanjutnya aktif menulis buku-buku kaligrafi danmengalihkan kreasinya pada lukisan kaligrafi. Dalam perkembangan selanjutnya, kaligrafi tidak hanya dikembangkan sebatas tulisan indah yang berkaidah, tetapi juga mulai dikembangkan dalam konteks kesenirupaan atau visual art. Dalam konteks ini kaligrafi menjadi jalan namun bukan pelarian bagi para seniman lukis yang ragu untuk menggambar makhluk hidup. Dalam aspek kesenirupaan, kaligrafi memiliki keunggulan pada faktor fisioplastisnya, pola geometrisnya, serta lengkungan ritmisnya yang luwes sehingga mudah divariasikan dan menginspirasi secara terus-menerus. Kehadiran kaligrafi yang bernuansa lukis mulai muncul pertama kali sekitar tahun 1979 dalam ruang lingkup nasional pada pameran Lukisan Kaligrafi Nasional pertama bersamaan dengan diselenggarakannya MTQ Nasional XI di Semarang, menyusul pameran pada Muktamar pertama Media Massa Islam se-Dunia than 1980 di Balai Sidang Jakarta dan Pameran pada MTQ Nasional XII di Banda Aceh tahun 1981, MTQ Nasional di Yogyakarta tahun 1991, Pameran Kaligrafi Islam di Balai Budaya Jakarta dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriyah 1405 1984 dan pameran lainnya. Para pelukis yang mempelpori kaligrafi lukis adalah Prof. Ahmad Sadali Bandung asal Garut, Prof. AD. Pirous Bandung, asal Aceh, Drs. H. Amri Yahya Yogyakarta, asal Palembang, dan H. Amang Rahman Surabaya, dilanjutkan oleh angkatan muda seperti Saiful Adnan, Hatta Hambali, Hendra Buana dan lain-lain. Mereka hadir dengan membawa pembaharuan bentuk-bentuk huruf dengan dasar-dasar anatomi yang menjauhkannya dari kaedah-kaedah aslinya, atau menawarkan pola baru dalam tata cara mendesain huruf-huruf yang berlainan dari pola yang telah dibakukan. Kehadiran seni lukis kaligrafi tidak urung mendapat berbagai tanggapan dan reaksi, bahkan reaksi itu seringkali keras dan menjurus pada pernyataan perang. Namun apapun hasil dari reaksi tersebut, kehadiran seni lukis kaligrafi dianggap para khattat sendiri membawa banyak hikmah, antara lain menimbulkan kesadaran akan kelemahan para khattat selama ini, kurang wawasan teknik, kurang mengenal ragam-ragam media dan terlalu lama terisolasi dari penampilan di muka khalayak. Kekurangan mencolok para khattat, setelah melihat para pelukis mengolah karya mereka adalah kelemahan tentang melihat bahasa rupa yang ternyata lebih atau hanya dimiliki para pelukis. Perkembangan lain dari kaligrafi di Indonesia adalah dimasukkan seni ini menjadi salah satu cabang yang dilombakan dalam even MTQ. Pada awalnya dipicu oleh sayembara kaligrafi pada MTQ Nasional XII 1981 di Banda Aceh dan MTQ Nasional XIII di Padang 1983. Sayembara tersebut pada akhirnya dipandang kurang memuaskan karena sistemnya adalah mengirimkan hasil karya khat langsung kepada panitia MTQ, sedangkan penulisannya di tempat masing-masing peserta. MTQ Nasional XIV di Pontianak meniadakan sayembara dan MTQ tahun selanjutnya kaligrafi dilombakan di tempat MTQ. Filed under Sejarah dan Perkembangan Kaligrafi Tagged Indonesia, Kaligrafi, Perkembangan
alasan munculnya gambar kaligrafi di indonesia adalah